§ Penilaian dalam
Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan data untuk menentukan kualitas sesuatu
yang terkandung dalam data tersebut, berkaitan dengan apa yang dilakukan guru,
apa yang terjadi di dalam kelas, dan apa yang dilakukan dan diperoleh siswa.
Sekalian dengan penilaian dalam pembelajaran MMP di kelas rendah sekolah dasar,
penilaian itu tentunya harus bersesuaian dengan tujuan dan hakikat pembelajaran
Bahasa Indonesia pada umumnya. Penilaian yang dimaksud berkenaan dengan
penilaian terhadap proses dan penilaian terhadap hasil.
Dalam kaitannya dengan pertanyaan apa yang terjadi di dalam kelas? dan apa
yang dilakukan dan diperoleh siswa melalui pembelajaran di kelas? jawaban
atas pertanyaan tersebut mustahil hanya bias digali melalui penilaian terhadap
hasil belaka tanpa melihat prosesnya. Sasaran penilaianpun harus mencangkup
tiga ranah, yakni:
1. Ranah
Kognitif (kemampuan intelektual)
2. Ranah
Afektif (emosi dan sikap)
3. Ranah
Psikomotorik (keterampilan)
Alat
penilaian yang berbentuk tes dan notes yang dilakukan, baik terhadap proses
maupun hasil diharapkan akan dapat memberikan gambaran kemampuan dan kemajuan
belajar siswa secara utuh dan menyeluruh. Penilaian dengan cara itu disebut
dengan pendekatan holistic.
Penilaian yang diarahkan pada proses dan hasil
belajar siswa dimaksudkan untuk kemajuan dan hasil belajar yang dicapai
masing-masing siswa. Disamping itu, guru juga akan mendapat masukan tentang
kesulitan-kesulitan yang dialami siswanya dalam belajar. Guru akan dapat
memilih dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didiknya.
A.PENILAIAN
PROSES
Penilaian proses dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran yang dimaksud , guru akan memperhatikan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaranBerdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes
dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan perbuatan, yang dimaksud dengan tes
memiliki arti serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas
yang harus dilaksanakan peserta tes. Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat
dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan
siswa dalam hal kemelekan huruf (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan
menulis secara teknis.
1.Tes
Tertulis
Merupakan
alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk
tertulis. Pengerjaannya siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau
tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
2.Tes
Lisan
Merupakan
alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk
lisan. Dalam cara inipun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas
pernyataan atau tanggapan atas pernyataan.
3.Tes
Perbuatan
Merupakan
alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan
dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian meripakan
alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
minat,sikap, dan kepribadian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi
tentang hal – hal yang tengah terjadi dalm kegiatan pembelajaran. Teknik nontes
lebih cocok digunakan dengan penilaian proses, sedangkan untuk penilaian hasil
dapat dilakukan dengan kedua – duanya baik teknik tes maupun teknik nontes.
B.
PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menilai pencapaian
hasil belajar siswa, alat yang digunakan berupa tes dan non tes. Untuk menilai pencappaian hasil
belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah di maksudkan untuk menilai
kemampuan siswa dalam hal kemelekhurufan yang
dicapainya. Kemampuan yang dimaksud meliputi pengenalan atas satuan – satuan
lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata,kata, dan kaliamat sederhana
Tes
membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut:
1.
Membaca nyaring
Siswa
diminta untuk melafalkan lambing tertulis baik berupa lambing yang berupa
huruf, suku lata, kata atau kalimat sederhana. Melalui tes ini guru akan dapat
menilai kemampua siswa dalam mengidentifikasi lambing-lambang bunyi,
melafalkannya, dan memaknainya.
2.
Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan
pemfokusan pembelajaran yang diberikan. Teknik isian rumpang untuk membaca
permulaan tidak berpatokan pada teknik isian rumpang sebagaimana halnya untuk
membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang aturannya sudah baku, misalnya
dengan pelepasan setiap kata kelima, keenam, atau ketujuh secara konsisten.
Misalnya, untuk tes identifikasi lambing bunyi berupa lambing huruf, penyajian
struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian kata dengan menghilangkan
bagian-bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian juga dengan perumoangan suku
kata atau kata. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh
pelepasan huruf
B
|
O
|
L
|
…
|
Contoh
pelepasan suku kata:
ini
mimi (sebaiknya dibantu dengan gambar)
i-ni
mi- . . .
i-.
. .- mi-mi
contoh
pelepasan kata pada teks sederhana dapat dikombinasikan dengan gambar.
(teks
ini sebaiknya diambil dari teks yang pernah diperkenalkan kepada anak)
Ini
… (gambar anak laki-laki)
Ini
… (gambar anak perempuan) dan seterusnya.
3.
Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis (teks sederhana). Untuk
sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-teks sederhana, guru dapat
mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menilai kemampuan siswa dalam
memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya, siswa juga dapat dirangsang
untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks yang dibacanya.
0 komentar:
Posting Komentar